(021) 809 4342 administrasiypn@gmail.com

Anjuran Berbuat Baik Kepada Siapapun

Oleh

Yayasan Panji Nusantara

Islam sebagai agama yang sempurna selalu mendorong umatnya untuk menjadi pribadi yang lembut, santun, dan penuh kasih sayang kepada sesama makhluk. Salah satu ajaran paling mendasar dan penting dalam Islam adalah anjuran untuk senantiasa berbuat baik, tanpa melihat latar belakang, keyakinan, status sosial, ataupun kebangsaan seseorang. Kebaikan dalam Islam bersifat universal, mengalir tanpa syarat, dan bersinar tanpa batas. Seorang muslim yang baik tidak hanya menunjukkan akhlak terpuji kepada sesama muslim, tetapi juga kepada seluruh umat manusia dan bahkan makhluk lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada berbagai kesempatan untuk menebar kebaikan. Kadang itu berupa senyuman, kata-kata yang menyejukkan, bantuan kecil di tengah kesulitan, atau bahkan hanya dengan bersikap sabar terhadap orang yang menyakiti kita. Rasulullah ﷺ memberikan teladan luar biasa dalam hal ini. Beliau adalah pribadi yang paling dermawan, penuh empati, dan tak pernah membalas keburukan dengan keburukan. Beliau bahkan tetap memperlakukan musuh-musuhnya dengan penuh welas asih. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan (baik) terhadap segala sesuatu.” Hadits ini menegaskan bahwa kebaikan bukan hanya diperuntukkan kepada manusia, tetapi mencakup seluruh ciptaan Allah.

Kebaikan yang dilakukan dengan tulus hati bukan hanya berdampak kepada penerimanya, tetapi juga memberikan ketenangan kepada pelakunya. Jiwa yang terbiasa melakukan kebajikan akan tumbuh menjadi pribadi yang tenang, ikhlas, dan disukai banyak orang. Berbuat baik kepada orang lain sejatinya adalah bentuk pengabdian kepada Allah, karena setiap kebaikan dinilai sebagai bentuk ibadah. Dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Takutlah kalian kepada doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara doa itu dan Allah.” Pesan ini secara tidak langsung mendorong kita untuk selalu adil dan tidak menyakiti siapa pun, sebab setiap manusia memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik dan terhormat.

Meskipun terkadang kebaikan yang kita berikan tidak dihargai, bahkan dibalas dengan perlakuan yang menyakitkan, seorang muslim sejati tidak akan goyah. Ia menyadari bahwa pahala dari setiap amal baik tidak bergantung pada respons manusia, melainkan kepada penilaian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sikap sabar, tulus, dan tidak mengharapkan balasan dari manusia menjadi karakter utama seorang hamba yang benar-benar ikhlas. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Balasan kebaikan adalah kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman: 60). Ayat ini menjadi pengingat bahwa kebaikan akan selalu kembali, entah cepat atau lambat, entah dari orang yang sama atau dari arah yang tak disangka-sangka.

Berbuat baik kepada siapapun bukanlah tugas yang ringan, apalagi jika dilakukan secara konsisten di tengah dunia yang seringkali penuh dengan keegoisan dan ketidakpedulian. Namun, itulah yang membedakan seorang muslim yang matang imannya. Ia tidak membiarkan kebaikan bergantung pada situasi, tapi menjadikannya sebagai bagian dari kehidupannya sehari-hari. Rasulullah ﷺ adalah contoh utama dalam hal ini. Beliau memberikan makan kepada orang miskin, menyayangi anak-anak, memuliakan tetangga, bahkan bersikap santun kepada wanita tua Yahudi yang dahulu sering mencela dan meludahi beliau. Ketika wanita itu sakit, Rasulullah menjenguknya. Wanita itu pun tersentuh dan akhirnya memeluk Islam karena kebaikan hati beliau yang luar biasa.

Ketika kita melihat dunia yang semakin individualistis dan penuh kebencian, maka berbuat baik adalah bentuk perlawanan paling mulia terhadap kekerasan dan permusuhan. Kebaikan adalah cahaya yang mampu menembus gelapnya kezaliman, dan cinta adalah bahasa yang dipahami oleh setiap hati. Seorang muslim yang sadar akan tanggung jawab spiritualnya akan selalu berusaha untuk menjadi sebab datangnya kebaikan, bukan sebaliknya. Ia menabur kebaikan seperti menanam benih yang akan tumbuh menjadi pohon keberkahan di dunia dan akhirat.

Menjadi pribadi yang senantiasa menebar kebaikan kepada siapapun adalah bentuk pengejawantahan dari nilai-nilai luhur Islam. Ia bukan hanya bagian dari akhlak mulia, tetapi juga perintah yang ditekankan oleh Allah dan Rasul-Nya. Semoga kita semua mampu menjaga hati agar tetap bersih, lidah agar tetap lembut, dan tangan agar tetap ringan dalam membantu sesama. Karena sejatinya, setiap langkah kebaikan yang kita lakukan adalah bekal abadi untuk kehidupan yang hakiki di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Popular Post