(021) 809 4342 administrasiypn@gmail.com

Kasih Sayang Allah itu Maha Luas

Oleh

Yayasan Panji Nusantara

Kasih Sayang Allah itu Maha Luas

Kasih sayang adalah anugerah agung yang Allah SWT tanamkan dalam setiap makhluk-Nya. Dalam kehidupan ini, segala sesuatu yang terjadi sesungguhnya tidak lepas dari kasih sayang-Nya yang tak terhingga. Betapa pun manusia terkadang lalai, khilaf, dan bergelimang dosa, kasih sayang Allah tetap mengiringi, memeluk, dan membuka pintu taubat bagi siapa pun yang hendak kembali kepada-Nya. Sungguh, kasih sayang Allah itu maha luas, melampaui batas pemahaman akal manusia, dan mencakup segala sesuatu di langit dan bumi.

Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 156 berfirman: “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu…” Kalimat ini adalah pengakuan yang langsung datang dari Allah sebagai bukti betapa luasnya kasih sayang-Nya. Rahmat-Nya tidak terbatas hanya untuk orang-orang yang bertakwa atau mereka yang taat, tetapi juga menjangkau orang-orang yang belum mengenal-Nya, bahkan makhluk-makhluk yang tak memiliki akal seperti hewan, tumbuhan, hingga alam semesta ini. Semuanya berada dalam naungan kasih sayang-Nya yang sempurna.

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sabdanya: “Sesungguhnya Allah memiliki seratus bagian rahmat. Satu bagian digunakan untuk seluruh makhluk di dunia ini. Dengan rahmat itulah makhluk saling menyayangi… Dan Allah menyimpan sembilan puluh sembilan bagian rahmat untuk diberikan kepada hamba-Nya pada hari kiamat.” (HR. Muslim). Hadits ini memberikan gambaran yang sangat kuat tentang betapa dahsyat dan luasnya kasih sayang Allah. Jika dengan hanya satu bagian saja seluruh makhluk di dunia ini dapat saling menyayangi, bagaimana dengan sembilan puluh sembilan bagian yang disimpan untuk kehidupan akhirat? Ini adalah isyarat bahwa kasih sayang-Nya benar-benar melampaui segala ukuran dan logika.

Dalam setiap napas kehidupan yang kita jalani, terdapat limpahan kasih sayang Allah yang terus mengalir. Ketika pagi menjelang dan matahari menyinari bumi, itu adalah bentuk kasih-Nya. Ketika makanan tersedia di meja dan air mengalir untuk menghilangkan dahaga, itu adalah bukti kasih-Nya. Bahkan ketika musibah datang, di dalamnya pun terdapat rahmat yang tersembunyi. Sebab Allah tidak pernah menurunkan cobaan tanpa hikmah. Sering kali, justru dalam kesulitan dan penderitaan kita menemukan kedekatan yang lebih erat dengan-Nya. Kasih sayang Allah tidak selalu datang dalam bentuk kenikmatan, tetapi juga bisa berwujud teguran yang lembut agar manusia kembali ke jalan yang benar.

Tidak ada satu pun makhluk yang terlepas dari pengawasan dan perlindungan-Nya. Allah adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim, dua nama indah yang menunjukkan sifat pengasih dan penyayang-Nya yang mutlak. Ar-Rahman adalah kasih sayang yang bersifat umum, menjangkau semua makhluk tanpa terkecuali, sedangkan Ar-Rahim adalah kasih sayang khusus bagi hamba-hamba yang beriman. Kedua nama ini senantiasa disebutkan dalam setiap awal surat dalam Al-Qur’an, menandakan bahwa kasih sayang adalah fondasi utama dari hubungan antara Allah dan makhluk-Nya.

Jika manusia merenungi lebih dalam, akan ditemukan bahwa kasih sayang Allah hadir dalam setiap detik kehidupan. Dari proses penciptaan manusia yang sempurna, diberikan akal, hati, dan kebebasan memilih, semuanya adalah bentuk kasih yang tak ternilai. Bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah tidak langsung menghukumnya. Sebaliknya, Dia memberikan kesempatan, waktu, dan jalan untuk bertaubat. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman: “Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampuni segala dosa-dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi langit, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli…” (HR. Tirmidzi). Ini adalah pernyataan cinta dan pengampunan yang sangat dalam, menunjukkan bahwa kasih-Nya lebih besar daripada kemurkaan-Nya.

Namun demikian, kasih sayang Allah bukan berarti manusia boleh bebas melakukan apa pun tanpa pertanggungjawaban. Justru karena kasih-Nya, Allah menurunkan syariat sebagai petunjuk hidup agar manusia tidak tersesat. Syariat adalah bentuk kasih sayang yang terwujud dalam aturan dan bimbingan. Melalui Nabi-Nya, Allah mengajarkan manusia untuk hidup dengan adil, penuh cinta, dan kasih terhadap sesama. Bahkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, menjadi cerminan kasih sayang Allah yang ingin agar seluruh umat manusia merasakan kedamaian dan keadilan dalam hidup.

Setiap kali manusia merasa terpuruk, merasa tidak layak untuk kembali kepada Allah karena dosa yang begitu banyak, saat itu pula kasih sayang Allah menjadi jawaban yang paling menenangkan. Allah tidak pernah menolak hamba yang datang dengan hati yang tulus. Dalam keadaan apapun, seberapa pun kelamnya masa lalu, pintu ampunan-Nya selalu terbuka. Kasih sayang Allah tidak mengenal batas waktu atau kondisi. Ia selalu hadir, menunggu, dan menyambut siapa pun yang bersedia untuk kembali.

Keindahan dari kasih sayang Allah juga dapat dilihat dari sifat-Nya yang tidak tergesa-gesa dalam menghukum. Allah memberikan waktu dan kesempatan agar manusia bisa memperbaiki diri. Bahkan bagi mereka yang sangat durhaka sekalipun, Allah tetap memberi rezeki dan kesehatan sebagai bentuk kasih-Nya yang melampaui segala kekurangan hamba-Nya. Ia tidak seperti manusia yang mudah marah, kecewa, atau membalas dendam. Allah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.

Dalam kehidupan sosial pun, kita diajarkan untuk meneladani kasih sayang Allah. Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya menjadi teladan kasih yang hidup. Beliau dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih, bahkan terhadap orang-orang yang memusuhinya. Beliau mendoakan mereka yang menyakitinya, memaafkan mereka yang mengkhianatinya, dan menolong mereka yang membutuhkan tanpa pandang bulu. Kasih sayang yang diajarkan Rasulullah adalah pancaran dari kasih sayang Allah yang menjadi rahmat bagi semesta alam.

Maka, setiap hamba hendaknya menjadikan kasih sayang Allah sebagai sumber inspirasi dan kekuatan dalam menjalani hidup. Dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan, keyakinan bahwa Allah selalu menyayangi akan menjadi penghibur dan peneguh hati. Tidak ada kesendirian dalam hidup ini, sebab Allah senantiasa dekat. Bahkan dalam kesunyian yang paling dalam, ketika tidak ada satu pun manusia yang mengerti, Allah tetap mendengar dan memahami isi hati hamba-Nya.

Dengan memahami betapa luasnya kasih sayang Allah, manusia akan lebih bersyukur, lebih rendah hati, dan lebih dekat dengan-Nya. Ia tidak akan mudah berputus asa, sebab kasih Allah adalah tempat berlindung yang tak pernah menolak siapa pun. Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, kasih sayang Allah adalah pelita yang menerangi jalan, menuntun langkah, dan membimbing hati menuju kebahagiaan hakiki. Sungguh, kasih sayang Allah itu tidak pernah habis, tidak pernah kering, dan tidak pernah lelah mencintai hamba-Nya. Ia adalah kasih yang abadi, yang terus hidup dalam setiap hembusan napas makhluk-Nya

Popular Post