(021) 809 4342 administrasiypn@gmail.com

Keutamaan Bulan Muharram bagi Umat Islam

Oleh

Yayasan Panji Nusantara

Dalam kalender Hijriyah, bulan Muharram menempati posisi istimewa sebagai bulan pertama dalam penanggalan Islam. Tidak hanya menjadi penanda tahun baru Hijriyah, tetapi juga memiliki keutamaan yang luar biasa dalam pandangan syariat. Dalam sejarah Islam, Muharram dikenang sebagai bulan yang sarat dengan peristiwa spiritual, sejarah perjuangan, serta simbol pembaruan dan introspeksi diri. Maka, tidaklah mengherankan jika para ulama dan kaum salafus shalih menaruh perhatian besar terhadap datangnya bulan ini.

Bulan Muharram termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 36, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” Keempat bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan ini dikenal sebagai bulan-bulan yang dijaga kesuciannya dan dilarang berbuat kezaliman di dalamnya. Maka, kehadiran bulan Muharram menjadi kesempatan istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Rasulullah SAW juga sangat menjunjung tinggi bulan Muharram. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam” (HR. Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, terutama ibadah puasa. Rasulullah sendiri menamai bulan ini sebagai “Syahrullah” atau bulan Allah, sebuah penamaan yang menunjukkan kemuliaan yang tidak diberikan kepada bulan lainnya.

Salah satu hari yang paling utama di bulan Muharram adalah hari ‘Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram. Dalam sejarah Islam, hari ini memiliki makna yang mendalam. Hari ‘Asyura merupakan hari di mana Nabi Musa AS diselamatkan oleh Allah dari kejaran Fir’aun, sebagaimana diriwayatkan dalam berbagai hadits shahih. Rasulullah SAW ketika tiba di Madinah melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari itu sebagai bentuk syukur, maka beliau pun bersabda, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian,” lalu beliau berpuasa dan menganjurkan umatnya untuk ikut berpuasa (HR. Bukhari dan Muslim).

Puasa di hari ‘Asyura memiliki keutamaan besar. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku berharap kepada Allah agar puasa pada hari ‘Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” Betapa besar rahmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba-Nya melalui amalan sederhana namun penuh keberkahan ini. Oleh karena itu, kaum Muslimin hendaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dosa yang Allah janjikan melalui puasa di bulan ini.

Selain puasa, bulan Muharram juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak amal kebaikan. Menyantuni anak yatim, bersedekah, memperbanyak dzikir dan doa, serta mempererat tali silaturahmi adalah bentuk-bentuk amal yang sangat dianjurkan. Muharram merupakan momen spiritual untuk memperbaharui tekad dalam menjalani hidup yang lebih bertaqwa dan penuh makna. Ini adalah bulan refleksi dan kontemplasi, tempat hati-hati yang lalai kembali kepada Allah dengan penuh harap dan ketulusan.

Ulama terdahulu mengajarkan agar umat Islam menjadikan Muharram sebagai awal kebangkitan spiritual. Mereka mengingatkan bahwa tahun baru Hijriyah bukan hanya pergantian angka, tetapi momentum untuk berhijrah secara maknawi dari kegelapan menuju cahaya, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kelalaian menuju kesungguhan. Semangat hijrah yang diabadikan dalam sejarah perpindahan Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, menjadi inspirasi abadi untuk memperbaiki diri.

Dalam dimensi sejarah, bulan Muharram juga menjadi saksi atas berbagai peristiwa penting dalam perjalanan umat Islam. Salah satunya adalah peristiwa Karbala yang memilukan, di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Al-Husain bin Ali RA, gugur dalam perjuangannya membela kebenaran. Meskipun peristiwa ini sering dikaitkan dengan duka dan ratapan, para ulama Ahlus Sunnah mengajarkan untuk mengambil hikmah dari keberanian dan keteguhan Al-Husain RA dalam menghadapi tirani. Ini menjadi pelajaran moral bagi umat bahwa membela kebenaran adalah kewajiban, walau harus menghadapi risiko besar.

Muharram juga mengingatkan kita bahwa keberkahan waktu harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Setiap hari yang berlalu tidak akan kembali, maka selagi diberi kesempatan hidup di bulan yang mulia ini, mari kita tingkatkan kualitas ibadah dan amal saleh. Jangan biarkan hari-hari berlalu dalam kelalaian. Jadikan Muharram sebagai titik tolak perubahan yang positif dalam diri dan masyarakat.

Dengan kolaborasi santri mewujudkan hasil qurban dengan harga tetap setiap tahunnya, semangat kebersamaan dan kemandirian dalam Islam kembali dihidupkan. Hal ini mencerminkan semangat kebersamaan yang lahir dari nilai-nilai Islam yang diterapkan secara konsisten. Begitulah semestinya Muharram menjadi medan amal dan ajang kolaborasi kebaikan di antara sesama Muslim. Bukan hanya berfokus pada ibadah individual, tetapi juga menggerakkan komunitas menuju arah kebaikan yang lebih luas.

Keutamaan bulan Muharram juga tidak terlepas dari peran orang tua dalam membimbing anak-anak mereka mengenal nilai-nilai Islam sejak dini. Momentum Muharram hendaknya digunakan untuk mengenalkan kepada generasi muda pentingnya menjaga waktu, menghargai sejarah Islam, dan menanamkan semangat hijrah dalam kehidupan. Pendidikan Islam yang kokoh sejak dini akan melahirkan pribadi-pribadi tangguh yang mencintai agamanya dengan sepenuh hati.

Masjid dan lembaga dakwah Islam juga diharapkan menghidupkan bulan Muharram dengan kegiatan yang bermanfaat seperti pengajian, dzikir akbar, dan kajian sejarah Islam. Dengan begitu, Muharram menjadi bulan yang diwarnai oleh ilmu dan cahaya keimanan, bukan hanya rutinitas tahunan tanpa makna. Kegiatan ini akan menghidupkan semangat ukhuwah Islamiyah dan mempererat ikatan di antara umat Islam.

Tidak hanya di Indonesia, semangat menyambut Muharram juga terasa di berbagai belahan dunia Muslim. Umat Islam di berbagai negara menyambut bulan ini dengan puasa, sedekah, dan kegiatan sosial. Semua ini menjadi bukti bahwa Muharram bukanlah bulan biasa, tetapi bulan yang membawa semangat baru dalam menapaki perjalanan hidup yang lebih baik.

Oleh karena itu, setiap Muslim seharusnya menyambut datangnya bulan Muharram dengan penuh sukacita dan kesadaran spiritual. Jangan biarkan keutamaan bulan ini berlalu begitu saja tanpa makna. Jadikan setiap hari di bulan ini sebagai ladang amal, tempat memperbanyak istighfar, dan waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama manusia.

Mari kita jadikan Muharram sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal saleh, dan memperkuat keimanan. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah kita menuju jalan kebaikan dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapatkan keutamaan dan keberkahan di bulan Muharram, serta mampu menjadi agen perubahan dalam kehidupan yang lebih Islami dan bermakna. Aamiin.

Popular Post