Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh tantangan ini, seringkali kita lupa bahwa di sekitar kita ada mereka yang hidup dalam kesulitan, yang membutuhkan uluran tangan dan perhatian. Mereka adalah kaum dhuafa, kelompok yang sering kali terpinggirkan dalam hiruk-pikuk dunia. Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, sangat menekankan pentingnya memperhatikan dan merawat kaum dhuafa, bahkan menempatkannya pada posisi yang sangat mulia. Dalam pandangan Islam, merawat dhuafa memiliki nilai yang sebanding dengan berbakti kepada orangtua, karena keduanya merupakan wujud nyata dari kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Rasulullah SAW sangat memperhatikan kaum dhuafa, memberikan contoh langsung tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim memperlakukan mereka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda RA, Rasulullah bersabda, “Carilah aku di tengah-tengah orang lemah. Sesungguhnya kalian diberi rezeki dan ditolong karena keberadaan mereka di antara kalian.” (HR. Abu Dawud). Hadits ini mengajarkan bahwa keberadaan kaum dhuafa bukanlah beban, melainkan sumber keberkahan yang bisa mendatangkan rahmat dan pertolongan Allah bagi seluruh umat.
Merawat kaum dhuafa tidak hanya tentang memberikan sedekah atau bantuan materi, tetapi juga tentang memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan moral yang mereka butuhkan. Sama seperti ketika kita merawat orangtua dengan penuh cinta dan penghormatan, memperhatikan kaum dhuafa juga membutuhkan kesabaran dan ketulusan hati. Ini adalah bentuk nyata dari akhlak yang mulia, yang akan membawa keberkahan dalam hidup seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah SWT menekankan pentingnya memperhatikan kaum dhuafa dan tidak meremehkan mereka. Salah satunya dalam Surah Al-Ma’un, di mana Allah mencela mereka yang mengabaikan anak yatim dan enggan memberi makan orang miskin. Ayat ini menjadi pengingat bagi setiap Muslim untuk selalu peduli terhadap mereka yang lemah dan membutuhkan. Ini bukan hanya soal kedermawanan, tetapi juga soal kemanusiaan dan rasa empati yang mendalam.
Selain itu, memperhatikan kaum dhuafa juga merupakan cara untuk membersihkan hati dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Dengan membiasakan diri untuk berbagi, seseorang akan merasakan kebahagiaan yang lebih dalam, yang tidak bisa diukur dengan harta atau kedudukan. Bahkan, dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sedekah yang diberikan dengan ikhlas akan menjadi pelindung dari api neraka, dan akan menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di hari kiamat.
Merawat kaum dhuafa juga memiliki banyak hikmah sosial. Dengan membantu mereka, kita ikut membangun masyarakat yang lebih kuat, di mana setiap anggotanya merasa dihargai dan diperhatikan. Ini akan menciptakan suasana persaudaraan yang erat dan memperkuat tali silaturahmi di antara sesama Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap kaum dhuafa bukan hanya sekadar kewajiban sosial, tetapi juga bagian dari iman yang mendalam.
Namun, memperhatikan kaum dhuafa bukan berarti merendahkan mereka atau membuat mereka merasa rendah diri. Sebaliknya, kita harus memperlakukan mereka dengan penuh hormat, sebagaimana kita memperlakukan orangtua kita sendiri. Ini berarti tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan dukungan moral, pendampingan, dan motivasi agar mereka bisa bangkit dan mandiri. Dengan cara ini, kita bukan hanya memberikan ikan, tetapi juga mengajarkan cara memancing, sehingga mereka bisa mengubah nasib mereka sendiri dengan izin Allah.
Sebagai kesimpulan, memelihara kaum dhuafa adalah amal yang sangat mulia dan bernilai tinggi di sisi Allah. Ini adalah bentuk ibadah yang tidak hanya membawa keberkahan di dunia, tetapi juga menjadi jalan menuju surga. Dengan meneladani Rasulullah SAW dalam memperhatikan kaum dhuafa, kita tidak hanya menjadi hamba yang lebih baik, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih peduli, beradab, dan penuh kasih sayang. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu peduli terhadap kaum dhuafa dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT di dunia dan akhirat.(Rftha)