(021) 809 4342 administrasiypn@gmail.com

Pentingnya Berbagi Kepada Orang-orang Lemah

Oleh

Yayasan Panji Nusantara

Di tengah gemuruh dunia yang penuh kompetisi, hiruk pikuk ambisi, dan gelombang keinginan yang tak berujung, sering kali kelompok yang paling lemah terlupakan. Padahal, Islam sejak awal membawa misi untuk memuliakan manusia, khususnya mereka yang tertindas, terpinggirkan, dan kekurangan. Orang-orang lemah adalah mereka yang secara ekonomi, fisik, sosial, atau bahkan emosional membutuhkan uluran tangan kasih sayang dari kita. Berbagi kepada mereka bukan sekadar bentuk kebaikan, namun sebuah kewajiban moral yang diabadikan dalam ajaran agama.

Berbagi bukan hanya perihal memberikan harta. Ia mencakup segala bentuk dukungan yang mampu meringankan beban sesama. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Insan ayat 8-9, Allah SWT berfirman, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” Ayat ini memberikan gambaran tentang esensi berbagi yang ikhlas, tidak mengharap imbalan, dan berorientasi kepada ridha Ilahi.

Mereka yang lemah di sekitar kita sering kali menyimpan duka dalam diam. Mereka tidak selalu berani meminta, namun sangat menanti kepedulian. Di sinilah kepekaan hati seorang mukmin diuji. Apakah kita cukup peka membaca isyarat dari raut wajah mereka? Apakah kita cukup cepat bertindak sebelum keluhan keluar dari bibir mereka? Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini karena orang-orang lemahnya, karena doa, salat, dan keikhlasan mereka.” (HR. Nasa’i). Hadits ini menunjukkan bahwa keberadaan orang-orang lemah bukan beban, tetapi justru rahmat dan sumber pertolongan Allah.

Berbagi kepada orang-orang lemah mengajarkan kita makna syukur. Saat kita bisa makan dengan kenyang, tidur dengan nyaman, dan bekerja dengan tenang, ada banyak saudara kita yang hidup dalam kesulitan yang tidak bisa mereka ungkapkan. Memberi kepada mereka adalah cara kita menunjukkan rasa syukur yang sejati. Rasa syukur yang tidak hanya diucapkan lewat lisan, tetapi juga diwujudkan melalui tindakan nyata.

Dengan kolaborasi santri mewujudkan hasil qurban dengan harga tetap setiap tahunnya, kita bisa melihat bagaimana konsep berbagi bisa diterapkan secara konsisten dan adil. Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi hari raya, tetapi juga menjadi wujud kepedulian yang menyentuh langsung kehidupan orang-orang lemah. Santri yang terlibat pun mendapatkan pelajaran tentang makna kedermawanan, tanggung jawab sosial, dan cinta kepada sesama.

Berbagi kepada orang-orang lemah juga merupakan investasi akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah berkurang harta karena sedekah.” (HR. Muslim). Hadits ini menjadi pegangan bahwa memberi tidak akan membuat kita miskin. Justru, harta yang kita sisihkan untuk membantu sesama akan dibalas dengan keberkahan dan tambahan rezeki yang tidak terduga. Bahkan, hati yang ringan dalam berbagi biasanya akan menjadi hati yang tenang dan bahagia.

Lebih jauh lagi, berbagi kepada orang-orang lemah memperkuat jalinan sosial dan menghapuskan kesenjangan. Masyarakat yang peduli terhadap yang lemah akan menjadi masyarakat yang kuat dan beradab. Tidak akan ada permusuhan yang tumbuh dari perut lapar, tidak akan ada kejahatan yang lahir dari rasa putus asa. Ketika orang-orang lemah merasa diperhatikan, maka tumbuhlah kepercayaan dan rasa aman dalam lingkungan sosial.

Orang-orang lemah tidak selalu meminta belas kasih. Sering kali mereka menyembunyikan luka dan mencoba bertahan dengan sisa-sisa kekuatan. Maka, tugas kita bukan menunggu mereka meminta, tetapi hadir sebelum mereka merasa sendiri. Memberikan bantuan sebelum diminta adalah bentuk kemuliaan hati yang jarang dimiliki. Dan Islam mengajarkan bahwa orang yang paling mulia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesama.

Ketika kita membiasakan diri untuk berbagi, maka kita sedang membangun karakter sebagai manusia yang utuh. Bukan hanya sebagai makhluk sosial, tetapi juga sebagai hamba Allah yang bertanggung jawab terhadap sesamanya. Allah tidak menilai dari berapa banyak yang kita miliki, tetapi dari seberapa besar manfaat yang kita tebarkan kepada orang-orang di sekitar kita.

Semoga kita menjadi bagian dari mereka yang tidak hanya peduli ketika ada bencana atau seruan donasi, tetapi peduli setiap saat. Semoga hati kita senantiasa lembut dan peka terhadap derita orang-orang lemah. Semoga tangan kita selalu terbuka untuk memberi, dan bukan menggenggam erat harta dunia yang fana.

Ya Allah, jadikan kami hamba-Mu yang mencintai sesama, ringan tangan dalam memberi, dan senantiasa mengingat bahwa berbagi kepada orang-orang lemah adalah jalan menuju kasih sayang-Mu yang tiada batas. Aamiin

Popular Post