Di antara sekian banyak amal yang dicintai oleh Allah SWT adalah berbagi kebahagiaan kepada sesama, terutama kepada anak-anak yatim. Mereka adalah anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya di usia yang masih membutuhkan banyak cinta, bimbingan, dan perhatian. Dalam ketiadaan sosok yang seharusnya mendampingi mereka tumbuh, anak-anak yatim sering kali menanggung beban emosional yang tidak ringan. Kehadiran kita sebagai saudara seiman dapat menjadi sumber kebahagiaan yang tak ternilai bagi mereka, bukan hanya dengan harta, tetapi juga dengan kasih sayang yang tulus.
Islam memberikan perhatian besar kepada anak-anak yatim. Mereka bukan hanya objek belas kasih, melainkan amanah dari Allah yang harus dijaga dan diperlakukan dengan mulia. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 220, Allah berfirman, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim. Katakanlah: Memperbaiki keadaan mereka adalah baik.” Ayat ini menjadi petunjuk bahwa memperhatikan kesejahteraan, pendidikan, dan kebahagiaan anak-anak yatim adalah salah satu bentuk perbuatan yang sangat terpuji di sisi Allah.
Berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim dapat dilakukan dalam banyak bentuk. Memberi senyuman, menyapa dengan lembut, menyediakan tempat bermain yang aman, serta mengajak mereka dalam kegiatan sosial yang menyenangkan adalah bagian dari upaya untuk meringankan beban psikologis mereka. Anak-anak yatim bukan hanya membutuhkan materi, tetapi juga membutuhkan cinta dan pengakuan bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat yang dihargai dan dicintai.
Rasulullah SAW memberikan contoh yang agung dalam memperlakukan anak-anak yatim. Beliau dikenal sebagai Nabi yang penuh kasih terhadap mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Aku dan orang yang mengasuh anak yatim akan berada di surga seperti ini,” beliau lalu menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah, dan merapatkannya (HR. Bukhari). Hadits ini menunjukkan betapa besar keutamaan mencintai, menyantuni, dan membahagiakan anak-anak yatim.
Kebahagiaan yang kita bagi kepada anak-anak yatim pada hakikatnya adalah cerminan kebahagiaan yang akan kembali kepada diri kita sendiri. Allah menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda kepada mereka yang dengan tulus memberikan perhatiannya kepada anak-anak yang kehilangan. Bahkan, dalam banyak kisah para sahabat dan ulama, keberkahan hidup mereka datang karena kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak yatim.
Dengan kolaborasi santri mewujudkan hasil qurban dengan harga tetap setiap tahunnya, kita dapat melihat bahwa nilai kebersamaan dan semangat berbagi kepada anak-anak yatim dapat dihidupkan secara terorganisir dan berkelanjutan. Qurban bukan hanya tentang ibadah penyembelihan, tetapi juga tentang mendistribusikan kebahagiaan, memastikan bahwa anak-anak yatim merasakan kegembiraan di hari-hari besar keagamaan.
Kita perlu memahami bahwa anak-anak yatim memiliki hati yang peka. Mereka bisa merasakan dengan dalam apakah perlakuan yang mereka terima berasal dari rasa ikhlas atau sekadar kewajiban. Oleh karena itu, berbagi kebahagiaan kepada mereka harus lahir dari hati yang tulus, tanpa mengharap imbalan apapun selain ridha Allah. Hati mereka, yang sering diuji oleh kehilangan, akan merespons dengan syukur dan doa yang bisa menembus langit.
Dalam kehidupan masyarakat, penting untuk membangun sistem dan lingkungan yang mendukung kebahagiaan anak-anak yatim. Sekolah yang ramah, masjid yang terbuka untuk semua kalangan, dan kegiatan sosial yang inklusif akan membuat mereka merasa diterima dan dihargai. Jangan biarkan mereka merasa terasing atau diperlakukan berbeda karena status mereka. Sebaliknya, jadikan mereka sebagai bagian dari keluarga besar umat Islam yang saling mendukung dan mencintai.
Orang-orang yang terbiasa membahagiakan anak-anak yatim akan memiliki hati yang lembut. Kelembutan ini sangat penting dalam membentuk karakter masyarakat yang penuh empati dan cinta kasih. Cinta yang diberikan kepada anak-anak yatim akan menumbuhkan generasi yang kuat, tangguh, dan penuh semangat untuk hidup lebih baik. Mereka akan tumbuh dengan kepercayaan diri karena tahu bahwa ada banyak tangan yang siap membimbing dan mendukung mereka.
Allah SWT sangat mencintai perbuatan yang mampu menghilangkan kesedihan dari hati seorang mukmin. Apalagi jika itu dilakukan kepada anak-anak yatim. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesedihan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesedihannya di akhirat.” Ini menjadi motivasi besar untuk terus menyebarkan kebahagiaan dan kasih sayang kepada mereka.
Berbagi kebahagiaan kepada anak-anak yatim bukan berarti kita harus memiliki kekayaan yang melimpah. Bahkan dengan senyuman yang tulus, pelukan hangat, atau kata-kata penyemangat, kita sudah menanam benih cinta dan harapan di hati mereka. Kebahagiaan tidak selalu berwujud materi, tetapi juga kehadiran, perhatian, dan dukungan moral yang tak ternilai harganya.
Semoga setiap langkah kita dalam membahagiakan anak-anak yatim menjadi jalan pembuka rahmat dari Allah. Semoga kita senantiasa diberikan kelembutan hati, kelapangan rezeki, dan keikhlasan dalam mencintai sesama, khususnya mereka yang paling membutuhkan. Semoga generasi yatim tumbuh menjadi generasi pemimpin yang cinta kepada Tuhannya dan bermanfaat bagi umat manusia.
Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang ringan tangan dalam membantu anak-anak yatim. Lembutkan hati kami untuk mencintai mereka, kuatkan kaki kami untuk berjalan bersama mereka, dan limpahkan berkah-Mu atas setiap kebahagiaan yang kami bagi kepada mereka. Aamiin.